UI Geoscience Seminar (UIGS) kali ini menghadirkan narasumber seorang praktisi dari industri pertambangan yang akan berbagi tentang peran seorang geo data analyst and scientist
UI Geoscience Seminar (UIGS) kali ini menghadirkan narasumber seorang praktisi dari industri pertambangan yang akan berbagi tentang peran seorang geo data analyst and scientist
Abdul Riyansyah Parinduri, seorang praktisi industri pertambangan, hadir memenuhi undangan Departemen Geosains FMIPA UI untuk menjadi narasumber pada acara UI Geoscience Seminar (UIGS) pada Selasa, 11 Oktober 2022 di Aula Sumantri Brojonegoro FMIPA UI. Tema yang dibawakan narasumber adalah Geo Data Analyst and Scientist in Current Mining Industry. Acara ini terselenggara atas dukungan penuh dari Starborn Chemical – PT. Luas Birus Utama.
Dalam paparannya, Riyan, panggilan akrab narasumber mengatakan bahwa data geologi mesti dinyatakan secara kuantitatif (number), tidak cukup dengan deskripsi kualitatif. Pasir berbutir halus dan pasir berbutir kasar adalah deskripsi kualtitatif yang sangat subyektif, tergantung dari persepsi seorang geologist. Alangkah lebih baik apabila informasi deskriptif tersebut dapat dinyatakan dalam angka. Jika sudah dinyatakan dengan angka, maka kumpulan data dalam angka tersebut selanjutnya dapat diolah secara statistik, dapat dibandingkan dan dapat dianalisis lebih lanjut.
Untuk memperkuat argumentasinya, Riyan yang merupakan alumni S1 Teknik Geologi – UNPAD, mengutip tulisan British Mathematician dari Inggris yaitu Sir William Thomson ‘Kelvin’ (26 Juni 1824 – 17 Desember 1907) sebagai berikut “When you can measure what you are speaking about, and express it in numbers, you know something about it, when you cannot express it in numbers, your knowledge is of a meager and unsatisfactory kind; it may be the beginning of knowledge, but you have scarely, in your thoughts advanced to the stage of science.”
Abdul Riyansyah Parinduri saat ini bekerja sebagai geo data analyst and scientist di Bumi Suksesindo – Merdeka Copper Gold yang WKPnya berada Banyuwangi, Jawa Timur. Pendidikan S2-nya ditempuh di Mining Geology, Camborne School of Mines, University of Exeter, UK. Berdasarkan kompetensinya dan pengalamannya di industri pertambangan, Riyan menyarankan agar para mahasiswa geologi tidak menjauhi matematika dan statistik. Sebab keduanya adalah modal utama untuk memasuki dunia geo data analyst and scientist yang pada akhirnya bermuara pada modelling dan simulasi. Apalagi data yang mesti dianalisis tidak hanya berasal dari informasi geologi, melainkan juga ditambah dengan data dari bagian metalurgi, bagian mining engineering dan bagian-bagian lainnya dalam lingkup bisnis pertambangan. Jika semua data sudah berupa angka (kuantitatif), maka analisis, simulasi, modelling dan visualisasinya akan lebih efektif dan efisien.
Apa yang telah disampaikan oleh Abdul Riyansyah Parinduri sesungguhnya sudah sesuai dengan Kurikulum Program studi S1 Geologi FMIPA UI. Para mahasiswa geologi di UI mendapatkan kuliah Matematika Dasar 1, Matematika Dasar 2, Sains Data dan Geostatistik serta Komputasi Geologi. Dengan demikian perbekalan pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi seorang geo data analyst and scientist sudah terakomodir di dalam kurikulum tersebut. Bahkan, para mahasiswa geologi juga dapat memperdalam kemampuan analisisnya dengan mengambil mata kuliah Machine Learning sebagai mata kuliah pilihan.