Dalam kegiatan pengajaran kurikulum kebencanaan, para guru diberikan pemahaman mendalam melalui penjabaran materi terkait pengertian, jenis-jenis, potensi, dan gejala umum tanah longsor. Para guru sebagai peserta kegiatan pelatihan juga diajak untuk mengenal lebih dalam mengenai langkah-langkah mitigasi bencana tanah longsor yang efektif. Selain itu, terdapat juga sesi simulasi terjadinya bencana tanah longsor menggunakan alat peraga berupa kardus yang menyerupai lereng dengan kemiringan curam. Tanah yang ditumbuhi tanaman dan tanah yang tidak ditumbuhi tanaman dijadikan model untuk mensimulasikan perbedaan kondisi. Tanah tersebut kemudian disiram dengan air sebagai simulasi hujan. Melalui kegiatan ini, para guru dapat lebih memahami dampak vegetasi terhadap stabilitas lereng, sehingga mereka dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa-siswi di sekolah mereka.
Selain itu, dilakukan pre-test dan post-test untuk mengukur kemampuan para penerima materi sebelum dan setelah pelatihan. Evaluasi ini dirancang untuk memastikan bahwa pengetahuan yang disampaikan benar-benar terserap dan dipahami dengan baik oleh para guru sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan dalam mendidik siswa-siswi tentang mitigasi dan respons terhadap bencana tanah longsor. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan pengajaran kurikulum kebencanaan ini bukan hanya sebagai sumber pengetahuan, tetapi juga sebagai sarana untuk menginspirasi para guru. Melalui pemahaman yang mereka peroleh, diharapkan para guru dapat mengambil peran penting dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada generasi muda, menciptakan masyarakat yang lebih sadar dan tangguh dalam menghadapi ancaman bencana tanah longsor di wilayah mereka.
Para peserta memperoleh sertifikat sebagai apresiasi atas keikutsertaan atau partisipasi dalam kegiatan pelatihan Creative Hazard Education seri Longsor (CREDO-L).